HOLA SOBAT MATCHA SEMUANYA👽
Jumpa
lagi nih kita di blog diary online ku nah kali ini yang akan kita bahas disini
adalah mengenai “Masalah yang sering ditemui seorang desainer dan berbagai
solusinya”
Bagi temen – temen yang
belum tau, aku mahasiswa Desain Komunikasi Visual di IT Telkom Purwokerto, yang
dimana harapan kedepannya bakal jadi seorang desainer yang baik ( amiiinnn )
Kita
sebagai desainer, pasti sering baget kan ngalamin Trouble baik selama proses pembuatan desain maupun setelahnya
sebagai output? Nah pada postingan kali ini, aku mau kasih sedikit tips dari
beberapa masalah yang paling sering ditemui oleh para desainer! Penasaran? Simak
yuk😉
1.
Dilema Saat Memilih Font yang
Cocok
Masalah pertama yang umumnya dialami
oleh para desainer grafis adalah saat memilih jenis font yang cocok diminta
oleh klien. Banyaknya font yang ada terkadang justru membuat seorang desainer
grafis mengalami dilema akan pilihannya sendiri. Tak jarang kita akan meminta
pendapat dari teman kerja untuk sebagai saran.
Nah berikut adalah berbagai
pertimbangan dalam memilih font:
1.1. Font yang Buruk
1.2. Font yang Sulit Terbaca
1.3.
Font yang Terlalu Tipis
1.4.
Font yang Tidak Relevan
1.5.
Terlalu Banyak Font
Lalu, gimana sih cara
memilih font yang baik? Berikut adalah tips nya!
1. Pahami Siapa
Target Audiens
Yang pertama yang penting untuk
diperhatikan yaitu siapa klien anda dan untuk siapa desain itu nanti digunakan.
Font untuk bank tentu akan berbeda dengan perusahaan keuangan, atau perusahaan
teknologi, apa lagi perusahaan games.
2. Fokus Pada Keterbacaan (Readability)
Keterbacaan dalam desain cukup
penting untuk di pertahatikan. Pastikan untuk memilih font yang dapat dibaca. Jelas, di era
sekarang ini, kita semua cenderung untuk meletakan fokus pada penampilan yang
menarik, daya tarik visual, tapi tetap keterbacaan dari sebuah font sangat
penting.
3. Mempersempit Pilihan
Sangat penting untuk merencanakan
apa yang ingin anda tampilkan. Ada satu aturan praktis yang penting untuk
diterapkan dalam semua jenis desain. Usahakan untuk selalu memilih tiga jenis
font untuk bagian yang berbeda, satu untuk judul, satu untuk bagian isi (body
text) dan satu lagi untuk aksen. Ini akan membuat desain anda tampil menawan,
memiliki visual yang bagus dan mudah untuk di mengerti. Terkadang dua jenis
font saja sudah cukup.
4. Pengaturan Kata dan Spasi
Pengaturan kata yang benar dan
jarak yang tepat akan membuat desain anda terlihat profesional, mudah dibaca
dan dipahami tanpa menimbulkan kebingungan bagi orang lain untuk memahami apa
pesan yang ingin disampaikan melalui desain tersebut. Jenis font yang anda pilih harus
memungkinkan kita untuk melakukan pengaturan kata yang tepat dan spasi untuk
membuat teks mudah dibaca.
5. Terlihat Profesional
Meskipun anda seorang newbie,
tetap pastikan desain anda tidak membiarkan orang lain menilai anda seorang
newbie. Maksud nya adalah berada di level manapun anda sekarang, tidak peduli
sudah berapa lama anda mendesain, jangan pernah meremehkan pemilihan font.
Ketika memilih font tanyakan pada diri sendiri apakah font itu akan membuat
desain anda terlihat profesional atau tidak, jika jawabannya tidak segera
tinggalkan font tersebut dan cari terus yang tepat dan sesuai dengan keperluan.
6. Cari Bantuan.
Mencari bantuan dari sesama
desainer lain bukan berarti anda seorang desainer yang kekurangan kepercayaan
diri, anda perlu ingat anda belum tentu bekerja pada kondisi badan dan fikiran
yang fit dan maksimal, kadang kala banyak pikiran yang mengganggu, baik urusan
keluarga atau urusan pacar misalnya. Dari pada memilih font & memutuskan
sendiri ada baiknya bertanya pada teman desainer anda yang lain, siapa tau dia
dalam pikiran yang lebih segar dibanding kondisi anda disaat itu. Masukan dari
dia bisa membantu anda memilih font yang tepat,
7. Research Font
Ada banyak artikel yang mungkin
sudah tidak terhitung lagi jumlahnya dan banyak juga buku-buku tentang
tipografi, silakan luangkan waktu untuk membaca. Pengetahuan anda yang banyak
tentu akan sangat membantu anda dalam melakukan hal-hal yang tepat dalam
pekerjaan anda.
2. Perbedaan
Selera dengan Klien
Dalam dunia
digital marketing, desainer grafis dapat membantu para pemasar untuk melakukan
penjualan melalui visualisasi yang dibutuhkan untuk mempengaruhi pasar.
Pekerjaan desain grafis bergantung pada kreativitas masing-masing desainer
dalam menginterpretasikan suatu konsep untuk ditampilkan menjadi visual yang
indah. Tidak jarang seorang desainer grafis harus berdebat dengan klien mereka
hanya karena perbedaan selera diantara keduanya.
Solusi:
Untuk mengatasi
masalah ini, desainer grafis harus mampu menjelaskan alasan untuk setiap elemen
grafis yang digunakan, seperti dari warna, tekstur, bentuk, kepada klien mereka
dengan baik dan masuk akal. Tidak lupa, alasan tersebut harus dapat
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh klien. Hal ini akan membuat klien
menyadari bahwa desainer grafis bekerja berdasarkan teknik dan metode tertentu
dalam menyampaikan pesan secara visual, bukan sekedar membuat karya yang indah
di mata saja.
3. Permintaan Desain dan Deadline yang Tidak
Seimbang
Deadline adalah
musuh utama para desainer grafis. Masalah lain yang juga pasti dihadapi oleh
seorang desainer grafis adalah permintaan klien akan pembuatan suatu desain
grafis yang rumit dengan deadline yang cukup singkat.
Solusi:
Sebagai seorang
desainer grafis, kamu tidak dapat menuruti permintaan itu begitu saja, sebab
ada banyak tahapan pembuatan desain yang harus kamu lakukan. Mulai pengumpulan
informasi, analisa, menyusun tujuan, menetapkan pendekatan, brainstorming,
evaluasi, hingga implementasi ke dalam desain. Semua tahapan itu membutuhkan
waktu yang tentu saja akan berpengaruh terhadap karya desain yang dihasilkan.
4. Harga
yang Ditawarkan Sering Dibandingkan dengan Harga Desainer Lain
Sebagai
seorang desainer grafis, tentu kamu akan mematok harga sesuai dengan pekerjaan
desain yang akan kamu lakukan. Harga yang ditawarkan tentu saja berbeda dari
satu desainer dengan desainer yang lainnya. Tak jarang para klien pun akan
membanding-bandingkan harga yang kamu tawarkan tersebut dengan harga desainer
grafis lainnya.
Solusi:
Nah, untuk
menghadapi permasalahan tersebut, ada baiknya jika kamu menjelaskan dengan
detail rincian dan alasan kamu menawarkan harga tersebut. Tujuannya adalah agar
kamu dapat menyampaikan keunggulanmu sebagai seorang desainer grafis
dibadingkan yang lainnya.
KOMPONEN-KOMPONEN DALAM
PERMASALAHAN DESAIN
a.
Awal dan akhir masalah
Menurut
tradisi, desainer dicirikan lebih berdasarkan jenissolusi yang mereka hasilkan
di banding jenis masalah yang merekageluti. Maka dari itu desainer iterior di
sebut demikitan karena merekamendesain interior, sementara arsitektur
diharapkan untuk menciptakan keseluruhan bangunan, dan sesuatunya. Tentu saja
kenyataannya tidakkaku seperti itu. Banyak desainer yang berkecimpung di
bidang-bidanglain, dan beberapa di antara mereka melakukannya secara rutin.
Tetapikebanyakan desainer tidak dapat berpindah bidang segampang beberapa penulis
metodologi desain.Kesulitan tentu saja merupakan persoalan yang subjektif.
Apayang sulit bagi seseorang sering di anggap mudah oleh orang lain.Karenanya
kita harus melihat ciri-ciri yang pasti dari beragam jenismasalah ini untuk
mengetahuinya lebih lanjut solusi rancangan kota jelas bersekala besar di
banding solusi arsitektur, tetapi apakah masalahkota juga lebih besar dan
kompleks daripada masalah arsitektur?Jawaban dari pertanyaan ini adalah tidak
harus begitu.
Yang
paling penting di sini adalah sampai sejauh mana sang desainer harus turundalam
hirarki yang ada. Misalnya, ketika merancang sebuah rumah bisa,arsitektur tidak
terlalu memperdulikan pertimbangan mendetailmengenai cara membuka dan menutup
pintu. Barangkali perludipikirkan apakah jendela akan berupa jendela geser,
berengsel, atau jendela putar, namun itu pun biasanya bukan hal genting. Akan tetapi
desainer
sebuah karavan atau perahu kecil harus memikirkan persoalantersebut
dengan segala hati-hati. Bahkan cara pitu lemari di buka dalamruang
yang terbatas itu bisa jadi memiliki signifikan krusisal. Makabagian dari
definisi sebuah masalah desain adalah seberapa jauh sebuahdetail memerlukan
perhatian. Bahkan, apa yang biasanya hanya berupadetail bagi arsitek bisa jadi
adalah masalah sentral bagi desainer interioratau industri, dan
sebagainya.Karenanya, bagaimana kita akan mencari akhir dari sebuahmasalah
desain? Bukankah tidak mustahil kita akan terus terlilit dalamlebih banyak dan
lebih banyak lagi detail? Memnag demikian adanyatidak ada akhir alamiah dalam
sebuah peroses desain. Tidak ada carauntuk memutuskan tanpa kerugian bahwa
sebuah masalah desain sudah terjawab.
Desainer berhenti mendesain hanya kehabisan waktu atauketika,
menurut penelitian mereka, sudah tidak ada gunanyamelanjutkan persoalan itu
lebih jauh. Maka dalan desain, seperti dalamseni, salah satu keahliannya adalah
mengetahu kapan harus berhenti.Sayangnya, tampaknya kita tidak dapat mengambil
keputusan tersebutkecuali kita mempunyai pengalaman.
Dari
sini mencul kesuliatan yangcukup besar bukan hanya bagi mahasiswa desain, namun
juga bagiperaktisi. Karena sebuah masalah desain tidak memiliki akhir
yangnyata, maka sangatlah sukar untuk menentukan waktu yang di perlukanuntuk
mencari solusinya. Secara umum, tampaknya semakin dekatseorang desainer dengan
penyelesaian sebuah desain, semakin diamampu untuk memperkirakan berapa lagi
yang hrus dia kerjakan.Kita mempelajari masalah desain sebagian besar
dengan caramencoba memecahkannya. Maka seorang desainer memerlukan banyak
usaha sebelum ia benar-benar sadar betapa
sulitnya sebuah masalah. Kesan pertama jarang bisa di andalkan pada persoalalan
semacam ini. Mahasiswa arsitektur sering terlalu optimis dalam memperkirakan
kesulitan masalah yang di hadapi dan waktu yang di butuhkan untukmencapai
solusi yang berterima.
Akibatnya,
mahasiswa sering gagal mencapai tingkat detail yang di minta oleh pengajar
mereka. Terlalumudah untuk melihat sebuah masalah desain hanya dari kulitnya
saja,dan karena luput melihat adanya kesulitan yang besar, kita membayangkan
bahwa kita tidak usah terburu-buru. Barulah nanti,mungkin saat sudah terlambat,
kesuliatan itu muncul sebagai responsatas usaha kita.Salah satu karakteristik
dasar dari masalah desain adalah bahwamasalah itu sering tidak kasat mata,
namun harus di temukan. Tidakseperti teka-teki silang, pengasahan otak atau
soal matematika, dalammasalah desain, tujuan atau rintangan dalam meraih tujuan
tidak dinyatakan dengan gamblang. Pernyataan awal dari masalah desainbahkan
sering cukup menyesatkan. Jika masalah desain tidak dinyatakandengan
jelas, maka desain pun seperti tidak pernah puas dengan masalahyang ada di
depan mata.
Eberhand
(1970) dengan jenaka mengilustrasikan kebiasan desainer yang sering mengesalkan
ini dengansebuah kisah peringatan tentang pegangan pintu.
Eberhand menyarankan
bahwa ada dua cara bagi desainer untuk kembali ke bagianatas hirarki
masalah, yakni melalui peningkatan dan melaluaikemunduran.Kenyatannya, desain
lebih merupakan kerja perbaikan. Bagiandari masalah ini ialah dalam mengoreksi
sesuatu yang salah dari segi tertentu. Rumah model baru untuk sebuah
organisasi komersil, menatainterior toko, memperluas bangunan rumah, menanam
pohon untukmembangun tempat berteduh atau melaporkan wilayah tempatmembangun
perumahan, semua itu merupakan respons desain dalambidang-bidang yang berbeda
terhadap situasi yang kurang memuasakanyang ada. Untuk alasan ini, bannyak
penusis menyebut bahawa desainmenyediakan semacam” perbaiakn”. Desainer
dianggap sedang mencoba dengan satu cara untuk memperbagusa atau memperbaiki sesuatu
yang salah.
Tema
sentral bab ini ialah bahwa salah satu bagian signifikandari masalah desain
sering terletak pada ketertarikannya dengan apayang sudah ada. Maka definisi
masalah tersebuat adalah persoalansejauh mana hal-hal yang sudah ada pada
dipertanyaan. Masalah desaintidak memiliki perbatasan alamiah atau jelas,
tetapi lebih terorganisirdalam hirarkis kasar. Jarang kita menangkap secara
persis dari tingkatatas yang mana kita harus mulai dan di tingkat bawah yang
mana kitaharus berhenti. Menyingkap cakupan masalah secara kreatif adalah
salahsatu keahlian terpenting seorang desainer.
b. Struktur masalah desain
Masalah
desain sering bersifat multidimensi dan sanagat interaktif. Sangat jarang
bagian manaun dari sebuah hasil desain dipakehanya untuk satu tujuan. Kabarnya Arsitek
Amerika
Philip Johnson mengamati bahwa ada orang yang menganggap kursi itu indahdilihat karena nyaman diduduki. Sementara orang lain beranggapan kursi itu nyaman diduduki karena indah dilihat. Yang jelas tidak akanada yang dapat menyangkal pentingnya aspek visual dan ergonomis dari desain kursi. Kaki-kaki kursi tumpuk tegak lurus menimbulkan masalahyang multidimensi lagi.
Geometri
dan konstruksi kaki-kaki kursi iniharus memberikan kesetabilan dan bisa menahan
berat, dapat pas satusamalain ketika di tumpuk dan sejalan dengan maksuk desainer
untukkursi itu dari segi visual secara keseluruhan. Desainer kursi seperti
itutidak mungkin berhasil jika ia memikirkan masalah kesetabilan,
penahanberat, penumpukan dan garis fisual secara terpisah. Ini karena
semuamasalah itu harus diselesaikan oleh elemen solusi yang
sama. Padakenyataanya, desainerjuga harus menyadari masalah-masalah lain
yanglebih umum seperti keterbatasan biaya dan pembuatan, ketersediaanmaterial,
serta ketahanan bagian akhir dan sambungan.
💟💟💟
1 komentar:
Wynn Casino and Hotel - Mapyro
Wynn Las Vegas and Encore Las Vegas 나주 출장안마 feature two luxury hotel 제주 출장샵 towers with 순천 출장마사지 a total of 4,748 spacious hotel 경상남도 출장샵 rooms, suites and villas, approximately 194,000 서귀포 출장마사지
Posting Komentar