Holla peeps! Holla everyone And welcome to my trash-file a.k.a my trial blog LOL. Why did i call it “trash-file”? because...
Aslinya emang ini bener bener blog pertamaku and i don’t even
know how to use it before, sampai akhirnya temen temenku yang lain ngajarin aku
gimana caranya how to using this social media haha agak norak emangL
Tapi di
blogku kali ini aku gamau muat sesuatu yang formal formal bangetsih, lebih ke
online diary aja hehe kalo niat, maybe isinya seputar hobbies, activities, journey
ataupun pengalaman yang ingin ku sharing. Keliatan kan dari alamat site blognya
haha, Matcha babes! Yes. I love matcha so much.
So jadi
kalo isinya agak berantakan, forgive my skill, i know this gonna be a lot of messy
yang penting masih bisa dibaca hehe.
Langsung aja yuk ke cerita yang pertama👇
IN THE (BEGININDING
eh) BEGINNING
Cerita pertamaku
kali ini tentang kunjungan industry bersama DKV squad dari IT Telkom
Purwokerto. Yup, the playground where i fight at hehe maksudnya kampus tercintahh.
Sebenernya aku udah sering terhitung beberapa kali ke jojga
sih, Cuma kalo bareng sama DKV squad ya baru kali ini hehe.
Tanggal
05 januari 2018 kemarin, tanggal yang pas banget ngawalin tahun udah langsung
jalan jalan aja, hehe kata anak prodi lain sih gitu, dkv hobi jalan jalan lah,
kuliahnya seneng senenglah, mereka gatau aja (ya benersih (dikit) ahahaha).
Saat itu
jam 04.00 a.m kita udah disuruh stay di kampus untuk solat subuh bersama
bareng-bareng anak DKV squad with Pak Pungky a.k.a Lecture sweet lecture of
PSRD IT Telkom Pwt dan supir supir travel yang ada.
Nahh..
beres solat subuh berjamaah, jam setengah lima subuh itu kita otw deh. Rombongan
yang bakal berangkat dibagi jadi dua
kubu(?), yang satu naik mobil avanza kampus bareng pak Pungky, yang satu lagi
naik travel kampus yang which is isinya lebih muat banyak dan kericuhannya juga
lebih banyak. Hehe ya, itu mobil yang aku dan teman-teman ciwi ku naiki, Aku,
Mutia exo, Ellen, Uwi, dan Inul, beserta rombongan DKV boys.
Selama diperjalanan
sebetulnya aku ikut nyanyi-nyanyi nyetel music bareng anak-anak sih, Cuma lama
lama ketiduran hehe.
Bangun bangun
kita udh sampai di bantul, Jogja. Waktu itu jam setengah Sembilan pagi kita
berenti dulu di rest area buat sarapan, terus lanjuuutt sampe akhirnya kita tiba di STUDIO KALAHAN milik Pak Heri
Dono yeeeeyy as you can see from the movie above👆
Saat masuk ke studio kalahan kita disambut dengan Pak Heri
Dono sendiri, beserta asisten nya yang membantu dalam kegiatan touring studio
kalahan.
Studio kalahan
yang kami datangi sebetulnya dulu adalah rumah kosong sisa peninggalan belanda,
rumah tersebut sempat beberapa kali dijadikan sarana lain seperti SD Patuán sebelum
akhirnya dijadikan rumah oleh pemilik lamanya (pemilik rumah sebelum pak Heri
Dono).
Latar belakang
pak Heri sendiri sebetulnya bukan asli Jogjakarta, tapi ia lahir di Jakarta.
Lahir ditengah tengah kondisi kerasnya hidup dijakarta,
dimana ia sering sekali melihat kekerasan, keresahan social-lah yang banyak
mendasari dari setiap karya seni yang ia buat.
Saat ditanya
tentang karyanya, sejujurnya pak Heri sangat terinspirasi oleh Isac Newton,
penemu teori gravitasi, maka tak heran banyak dari karya seninya yang ia buat
menggantung di langit-langit.
Pak heri
sendiri sebagai seorang seniman tidak mau karyanya hanya berkutat di bidang
lukis saja, ia juga membuat wayang, patung-patung yang di visualkan dengan
gerak dan audio (music), baik itu berupa alunan alat music yang ia buat
sendiri, maupun tembang tembang yang ia putar terbalik dengan maksud tertentu.
Pak Heri
Dono memiliki pola pikir yang amat unik dan berbeda dari seseorang pada
umumnya, imajinasi dan gagasan gagasannya ia visualkan dalam berbagai bentuk
yang unik, misalnya saja ide, dalam menggambarkan suatu ide pak Heri memilih
peri atau mahluk mahluk fantasi yang biasanya tubuhnya menyerupai manusia
dengan gabungan anggota tubuh dari mahluk lain yang diberi sayap. Mahluk bersayap
ini menggambarkan sebuah ide yang tidak dapat disentuh dan selalu beterbangan
tetapi dia ada disekeliling manusia.
Kebanyakan
dari hasil karya seni yang pak Heri buat menyerupai mahluk-mahluk fantasi,
terkadang tokoh yang ia buat berbadan dinosaurus tetapi berkepala manusia
dengan tokoh wajah yang ingin dia dampaikan, terkadang ia membuat patung yang
berbadan manusia namun berkepala berbeda dan lain sebagainya. Karya-karya nya
pun banyak bercerita dan mengandung unsure unsure kritikan social, setiap dari
hasil lukisannya, patung yang ia buat, banyak menggambarkan tentang biografi
orang yang ia anggap bersejarah dan berpengaruh besar (sangat menginspirasi),
maupun kritikan social tentang suatu masa yang pernah ia alami.
Mengapa
studio seni yang ia buat ia beri nama Kalahan? Pak Heri Dono memiliki pandangan
yang berbeda, ia berfikir terkadang karya karya seni yang mengalami penolakan
dan dinilai kurang memiliki estetika dan tidak layak karena suatu alas an,
justru adalah karya-karya yang berharga.
Oleh karena itulah, ia ingin menunjukan bahwa karya-karya
seni tersebut sebetulnya adalah sebuah emas bagi yang bisa mengerti letak
keindahannya. sama seperti salah satu karya seninya yang berhasil masuk di 56th International Art Exhibition di Venezia, yaitu "Trokomod" yang mewakili Indonesia memvisualisasikan tentang kesetaraan pandangan dunia tentang bahwa blok barat selalu menjadi subjek dan blok timur selalu menjadi objek
Beberapa contoh karya seni di Studio Kalahan hasil keringat pak Heri Dono:
"Flying angels"(IDEAS)
"The Golden Shit"
Puppet Room for the Heri Dono's Puppet Show
note: Sorry for the bad quality movie, i used to bury my self into the ground so i cannot see that Mega-annoying unremovable watermark there:')
SECOND TRIP
Beres dari studio nya pak Heri Dono sekarang DKV squad
lanjut ketempat kunjungan yang keduaaa yeeyy. Nama tempat tersebut adalaaaaaah:
jeng jeng jeng.. “ Srengenge Culture Club”
Srengenge
adalah sebuah agency yang bergerak di biro iklan dan kreatif branding.
Srengenge culture club terletak di Bantul, Yogyakarta, gabegitu jauh dari ISI
Yogyakarta karena sebelumnya kita istirahat dulu disitu hehe.
Saat pertama
kali memasuki daerah tempat Srengenge Culture Club berada, agak aneh sih emang,
aku juga sempet mikir “sebelah mana studionya?”, karena emang mobil kita melewati
kawasan seperti perkebunan penuh pohon-pohon, Setelah beberapa saat melewati
jalan tersebut kemudian muncul lah beberapa rumah yang mungkin itu rumah
penduduk di daerah tersebut yang letaknya berjauhan satu sama lain. Suasana diantara
kebun-kebun yang hamper mirip kaya hutan buatan ini justru yang bikin unik sih.
Dan keunikan
itu bakal terus berlanjut dan bertambah saat masuk ke studio Srengenge sendiri,
studio itu bener bener dibuat dengan konsep simplicity tapi menyatu dengan alam,
dinding-dindingnya sengaja tidak ber-cat dengan kombinasi tanaman-tanaman
rambat yang dibiarkan menggantung di bangunan-bangunannya gitu.
Desain bangunannya
juga gak kalah uniknya, bikin makin gamau ninggalin studionya 😂
Saat ditanya studio itu emang sengaja dibangun diatas
kawasan yang berbatu gitu sih, kontur tanahnya yang naik turun karena dipenuhi
bebatuan besar kayanya emang jadi pemanis didalem gedung ini, bahkan ada yang
lantainya juga menginjak batu batu itu langsung. Studio Srengenge punya banyak
ruang untuk masing-masing bagian crew dalam agencynya, ada ruang untuk bagian
desain dan editor, ruang untuk crew marketingnya, ada juga beberapa ruang
khusus lengkap dengan kubah kubahnya yang lucu dan unik, ada yang berbentuk
kubah bulat, ada juga yang seperti limas segitiga gitudeh. Bahkan, ada ruangan
yang bentuknya bulat dengan dinding kaca gitu, yang menurutku aku pikir itu
mini-kebun binatang, tempat naro hewan gitu, tapi itu ternyata gaada isinya,
taudeh buat apa 💁
Ruangan-ruangannya
juga dibuat misah antar ruangan satu dengan yang lain, dan itu dihubungkan sama
jalan ataupun tangga tangga. Kalau ruangan itu dibangun dan ada pohon
diatasnya, mereka sengaja gamau nebang pohon tersebut, justru atapnya dibiarkan
bolong untuk si pohon tetapi tetap diberi penghalang supaya air ga masuk dan
rembes ke ruangan.
Di Srengenge
kita belajar, apa itu agency, bagian bagian dalam agency periklanan itu sendiri
seperti bagian client service dan marketing maupun bagian art dan design nya
sendiri, selain itu kita juga belajar bagaimana berbisnis yang baik dalam
berurusan dengan klien dan permintaannya yang akan di desain dan dibranding,
yang urutannya mulai dari briefing, brain storming, proses pembuatan desain
hingga revisi dan di keluarkan kepada klien sebagai hasilnya.
Beberapa
jam sesi pembicaraan, kita banyak sharing tentang bagaimana berfikir kreatif,
dan ada beberapa juga motivasi-motivasi yang pastinya akan dibutuhkan dan
menjadi gambaran juga bagi anak DKV bila ingin bekerja di industry agency
nantinya.
Here’s some little documentation about Srengenge Culture
Club yang berusaha aku kumpulin,
And...... once again dengan hasil video yang yaaa liat
sendirilah ya masih sama:”)
(fyi jujur ini laptopku lagi mati, dan aku jauh dari rumah
dimana PC tercintahku berada untuk ngedit video yang ‘layak’dan ini aku minjem
laptop orang jadi yaa.. huhu sad)
So please enjoy this little article about my trip to
Yogyakarta in da past few weeks, aku Cuma bisa cerita sampe disini and once
again sorry banget kalo isi blog ini agak annoying dan unfaedah untuk dibaca,
thankyou yang udah ngabisin waktunya untuk baca,
I’ll see you on my next post and new design and new story
and new video and (lahhhh kebanyakan)
And enjoy this video⇊ BYEEEEEE 💋💞